Laman

Agustus 17, 2008

Shalat Mencegah Kemungkaran dan Kekejian

Kajian Qur’an
Periode Agustus 2008




“Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Ankabut (29): 45)



Referensi Qur’an:

1. QS. At-Taubah (9): 71
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

2. QS. Huud (11): 114
“Dan Dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”

3. QS. Al-Baqarah (2): 2 – 3
“Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”
“(Yaitu) Mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka.”

4. QS. Al-Baqarah (2) : 45
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”

Referensi Hadist:

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Bahwa ada seorang laki-laki mencium perempuan, kemudian laki-laki itu datang kepada Nabi SAW. Untuk menuturkan dosa yang telah diperbuatnya itu, maka Allah menurunkan ayat (yang artinya): “Dirikanlah shalat pada kedua ujung siang dan pada permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan yang baik bisa menghapus perbuatan dosa“ (Al- Quran, Surah Huud: 114). Laki-laki yang bertanya: “Ya Rasulullah ! apakah ayat ini juga berlaku untuk saya?” Rasulullah SAW menjawab: “Untuk semua umatku.“ (Hadist ini diriwatkan oleh Al- Bukhari, No Hadist: 526).


H.R Bukhari-Muslim juga meriwayatkan bahwa :

“Sholat berjamaah (pahalanya) melebihi Sholat di rumah atau di pasar dengan dua puluh lima ganda. Ini karena apabila telah berwudlu dan ia sempurnakan wudlunya, kemudian ia keluar menuju masjid dengan semata-semata untuk Sholat, maka ia tidak akan melangkah satu langkah melainkan dihapuskan baginya satu kesalahan, kemudian apabila ia Sholat maka malaikat selalu membawa Shalawat kepadanya selama ia di dalam tempat sholatnya, (dengan mengucapkan) ‘Ya Allah berilah rahmat kepadanya, dan kasih sayangilah ia. ‘Dan kamu selalu dalam Sholat selama menanti sholat’.”

Menurut Hawwa (2001: 175) inilah esensi shalat dan menegakkannya. Siapa saja yang berhasil mewujudkannya akan menjadi manusia yang terbebas dari segala bentuk kelemahan, dan meningkat menjadi makhluk terbaik.

Refrensi Tafsir Qur’an Ibnu Qayyim akan QS. Al-Ankabut: 45

Ada yang berpendapat, maknanya bahwa didalam shalat kalian dapat mengingat Allah. Dia mengingat kalian dan pengingatan Allah ini lebih besar dari pada pengingatan kalian kepada-Nya. Pendapat ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Salman, Abud-Darda’ dan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhum.

Ibnu Abid-Dunya menyebutkan dari Fudhail bin Marzuq, dari Athiyah, yang dimaksudkan wa ladzikrullah akbar adalah firman-Nya, “Ingatlah Aku, niscaya Aku mengingat kalian“. Pengingatan Allah terhadap kalian lebih besar dari pada pengingatan kalian terahadap-Nya.
Menurut Ibnu Zaid dan Qatadah, artinya mengingat Allah itu lebih besar dari pada segala sesuatu.

Salman pernah ditanya, “Apakah amalan yang paling utama?” Dia menjawab, ”Engkau membaca Al-Qur’an, ‘Dan, sesungguhnya mengingat Allah itu lebih besar’.”
Pendapat ini dikuatkan hadist Abud-Darda’, “Ingatlah, kuberitahukan kepada kalian amal kalian yang paling baik dan yang paling suci disisi Raja kalian dan lebih baik bagi kalian dari pada menafkahkan emas dan perak”, lalu dia menyebutkan hadist ini.

Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah berkata,
“Yang benar tentang makna ayat ini, bahwa didalam shalat itu ada dua makna yang besar, yang satu lebih besar dari yang lainya. Ia mencegah dari kekejian dan kemungkaran. Ia juga mencangkup mengingat Allah, dan cangkupanya mengingat Allah ini lebih besar dari pada kemampuanya mencegah kekejian dan kemungkaran.”
Ibnu Abid-Dunya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Bahwa dia pernah ditanya, “Apakah amal yang paling utama?” Maka dia menjawab, “Mengingat Allah itu lebih besar.”

Refrensi Tafsir Qur’an Ibnu Katsir akan QS. Al-Ankabut: 45

Kemudian Allah menyuruh Rasulullah SAW. dan kaum mukmin agar membaca Al-Qur’an dan menyampaikannya kepada manusia, “Dan dirikanlah shalat” dengan sempurna dalam kekhusyuan, rukun-rukun, dan perenungan Al-Qur’an yang dibacanya. “Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar.” Sesungguhnya shalat yang khusyu, disertai hati yang tunduk, pengerjaan rukun, dan penghayatan bacaan dengan benar dan ikhlas memiliki dampak efektif dalam mencegah perbuatan keji dan mungkar. Shalat yang dilakukan dengan kehadiran hati pada setiap apa yang dilakukan, merupakan zikir yang murni karena Allah Ta’ala, yaitu shalat yang menyatukan gerak hati, lisan, dan anggota badan secara integral.
Dan sesungguhnya mengingat oleh Allah adalah sangat berharga.

“Sesungguhnya apa yang kamu baca didalam shalat dengan ikhlas, kehadiran niat dan tujuan dibalas oleh Allah dengan penyebutan hamba dikalangan Al-Mala’ul’ala.”
Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Ingatlah aku,maka aku akan mengingatmu” (Al-Baqarah: 152). Tidak diragukan lagi bahwa penyebutan nama Allah dan mengingat-Nya yang dilakukan secara terus menerus baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan menjadikan penyebutan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya. Dan penyebutan ini lebih berharga dari pada penyebutan hamba terhadap nama-Nya. Maksudnya, Allah akan membalas hamba sesuai dengan perbuatanya dengan balasan yang lebih besar dan lebih berharga dari pada perbuatan itu. Apabila hamba menyebut Tuhannya maka Allah pun akan menyebut nama hamba. “Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,” yakni Allah mengetahui seluruh amal, perkataan, dan niatmu. Dia akan membalasnya sesuai denga balasan yang berhak kamu terima.

Al-Hafizh Abu Bakar al-Bazar meriwayatkan dari Jabir atau dari seseorang, dia berkata kepada Nabi SAW:
“Pada malam hari si fulan shalat, sedang pagi harinya mencuri. Nabi bersabda,’ Kelak shalatnya dapat mencegah apa yang kau katakan.”
Sehubungan dengan firman Allah, “Dan mengingat Allah itu lebih berharga“, Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Ingat kepada Allah pada saat menghadapi perkara yang diharamkannya.” Ibnu Abbas pun menafsirkannya dengan “Pengingatan (penyebutan) Allah atasmu adalah lebih berharga dari pada pengingatanmu atas-Nya.”

Kepustakaan:

*Az-Zabidi, Imam. 2002. “Ringkasan Hadist Shaih Al-Bukhari”. Jakarta: Pustaka Amani. Hlm. 163.
*Sumber: Hawwa, Sa’id. 2001. “Al-Islam Edisi Lengkap; Seri 1-4; Jilid 1”. Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat. Hlm. 175.
*Sumber: An, Nadwy, Syaikh Muhammad Uwais. 2004. “Tafsir Ibnu Qayyim; Tafsir Ayat-Ayat Pilihan”. Jakarta: Darul Falah)
*Sumber: Ar-rifa’I, Muhammad Nasib. 2000. “Kemudahan dari Allah; Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3“. Jakarta: Gema Insani)

Pimpinan Redaksi:
Ariyanti Oktarina, S.Sos , Doni Satio Handoyo SE

Dewan Redaksi
:
Dian Ikawati, SKG , Hardie Yudha, Dahlia Tri Anggraeni, Tri Sumanadi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar